Wali Kota Makassar Beberkan 4 Syarat Menjadi Seorang Pemimpin

Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, saat menjadi pembicara dalam acara MGN Stage, di Hotel Four Points Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat, 12 November 2021. Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, saat menjadi pembicara dalam acara MGN Stage, di Hotel Four Points Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat, 12 November 2021.

Apakareba: Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, menjadi salah satu pembicara dalam acara MGN Stage Media Group. Ia membeberkan beberapa syarat menjadi seorang pemimpin.
 
Pria yang kerap disapa Danny mengatakan, para pemuda saat ini harus menjadi pemimpin besar di masa depan. Hanya untuk bisa berada di posisi tersebut ada empat syarat yang harus dipenuhi. 
 
"Untuk jadi pemimpin di masa depan yang pertama adalah para pemuda harus memiliki pemikiran positif," kata  Danny Pomanto, di acara MGN Stage, di Hotel Four Points Makassar, Sulawesi Selatan, dilansir dari Medcom.id, Sabtu, 13 November 2021.

Ia menegaskan jangan biarkan pikiran negatif menguasai diri para pemuda. Pasalnya hal itu akan menjadi jebakan bagi generasi muda dalam meningkatkan kualitas diri. Ia  pun meminta agar anak muda tidak mudah baperan (sensitif perasaan).
 
Kemudian yang kedua adalah, sejak dini atau mulai sekarang para pemuda harus terus membangun jaringan dengan siapa saja tanpa mengenal status. Sebab di masa depan jejaring (networking) itu akan menunjang sebagai seorang pemimpin. 

"Jadi yang perlu dilakukan  adalah perkuat jaringan, perluas komunikasi, rajin membaca dan jangan sepelekan tiap pertemuan dengan orang-orang," jelasnya. 
 
Ketiga, untuk bisa menjadi pemimpin besar di masa depan maka, para generasi muda harus bisa memimpin diri sendiri terlebih dahulu. "Intinya jangan malas. Karena orang malas itu tidak mampu memimpin dirinya sendiri," jelasnya. 

Baca: CEO Media Group Ajak Pemuda Pandai Beri Solusi Bukan Hanya Kritik
 
Keempat adalah terus belajar, karena itu bisa manambah kualitas diri sendiri. Saat ini banyak anak muda terjebak dengan hanya mementingkan gelar daripada ilmu. Padahal menurutnya dunia saat ini dikuasai orang yang berilmu. 
 
"Dunia ini milik orang-orang yang berpikir dan berzikir. Ilmu itu anugerah. Rezeki ilmu itu bagikan pada mereka yang membutuhkan. Jangan pelit dan jangan angkuh," tegasnya.



(RAI)

Berita Lainnya