Satgas Covid-19 Imbau Warga Tak Perlu Ragu dengan Kemampuan Vaksin

Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi televideo. Medcom.id/Fachri Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi televideo. Medcom.id/Fachri

Apakareba: Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 meyakinkan masyarakat terkait kemampuan vaksin yang beredar di Indonesia. Di antaranya Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, dan Pfizer.

"Masyarakat tak perlu khawatir akan kemampuan vaksin, khususnya terhadap kelima jenis vaksin yang telah digunakan di Indonesia," kata juru bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, melalui konferensi televideo.

Wiku tak memungkiri, varian covid-19 yang ditemukan mampu mengurangi efikasi vaksin. Meski demikian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memastikan sebagian vaksin yang digunakan mampu menangkal varian covid-19.

"WHO telah menegaskan bahwa standar vaksin dengan kemampuan membentuk kekebalan yang baik memiliki nilai efikasi atau efektivitas di atas 50 persen," ujar Wiku, seperti dilansir dari Medcom.id, Jumat, 3 September 2021.

Dinamika virus covid-19, kata Wiku, memang menjadi tantangan selama 1,5 tahun terakhir. Bahkan menurut WHO terdapat dua hasil mutasi covid-19, yakni varian of concern (VoC) dan varian of interest (VoI).

Namun, masyarakat perlu berhati-hati VoC. Keberadaannya mampu menunjukkan perubahan karakteristik varian virus covid-19 yang pertama kali ditemukan di Wuhan.

"Sampai hari ini telah ditemukan sebanyak tiga dari empat jenis VoC yang di Indonesia berdasarkan hasil 2.321 sequence. Yaitu Alpha, Beta, dan Delta," kata Wiku.

Baca: Duh, Vaksin Moderna Terkontaminasi Partikel Asing

Vaksinasi tidak bisa sepenuhnya diandalkan untuk mencegah penularan covid-19. Untuk itu Wiku meminta protokol kesehatan harus konsisten dilakukan.

"Sampai hari ini kenaikan kasus masih terlihat, bahkan di negara-negara yang telah melakukan vaksinasi dengan cakupan di atas 60 persen, seperti Israel dan Islandia," ucap Wiku. (Fachri Audhia Hafiez)



(RAI)

Berita Lainnya