Diduga Kehabisan BBM, KM Ladang Pertiwi Tenggelam di Selat Makassar

Petugas Basarnas menggunakan teropong di atas KN SAR Kamajaya saat melakukan pencarian kapal KM Ladang Pertiwi yang tenggelam di Perairan Selat Makassar, Sabtu (28/5/2022). Foto: Antara/Darwin Fatir Petugas Basarnas menggunakan teropong di atas KN SAR Kamajaya saat melakukan pencarian kapal KM Ladang Pertiwi yang tenggelam di Perairan Selat Makassar, Sabtu (28/5/2022). Foto: Antara/Darwin Fatir

Makassar: Kapal Motor (KM) Ladang Pertiwi dengan rute Paotere-Pulau Kalmas, Kabupaten Pangkep, tenggelam di perairan Selat Makassar. Diduga kapal itu tenggelam karena kehabisan Bahan Bakar Minyak (BBM) di lokasi kejadian.

"Ya (kecelakaan) tenggelam," kata Kepala Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) Sulawesi Selatan, Djunaidi, dikutip dari Antara, Sabtu 28 Mei 2022.

Kapal yang memuat 43 penumpang itu dikabarkan tenggelam pada Kamis, 26 Mei 2022, pukul 13.00 WITA. Penumpang baru ditemukan pada Jumat, 27 Mei 2022, pukul 03.30 WITA pada posisi titik koordinat 04-51-153s, 17-36-596E.

Tim Basarnas telah menurunkan SAR KN Kamajaya untuk melakukan pencarian korban di titik lokasi kejadian. Syahbandar dari otoritas Pelabuhan Makassar juga turun tangan dengan mengirimkan tim penyelamat.

Baca: Jatuh dari Kapal, Satu Orang Nelayan di Makassar Ditemukan Meninggal

Djunaidi mengaku tidak mengetahui pasti berapa jumlah penumpang yang berada di kapal tersebut. Dia baru mengetahui jumlah penumpang setelah mengetahui data dari Syahbandar.

“Kami tidak mengetahui jumlah penumpang dan kami hanya mencari. Jika kami diberitahu dan data yang kami dapatkan 43 orang, 17 telah ditemukan,” tutur dia.

Dia mengatakan penyebab kecelakaan kapal tersebut diduga karena kehabisan BBM di lokasi kejadian. Selain itu, cuaca buruk yang terjadi di sekitar perairan di Sulawesi Selatan juga menjadi penyebabnya.

"Faktornya, bisa jadi karena sebagian besar penumpang, sebagian besar barang, menyimpan bahan bakar juga tidak cukup. Mengapa perjalanan ini juga dibatalkan (saat kondisi cuaca ekstrim)," tutur Djunaidi.



(UWA)

Berita Lainnya