Sambut Ramadan, Unismuh Makassar Siapkan 146 Mubalig untuk Terjun ke Daerah

Para mubalig muda Unismuh Makassar tengah menjalani pelatihan sebelum diterjunkan keberbagai daerah saat Ramadhan 1443 Hijriah. Foto: Antara/HO-Unismuh Para mubalig muda Unismuh Makassar tengah menjalani pelatihan sebelum diterjunkan keberbagai daerah saat Ramadhan 1443 Hijriah. Foto: Antara/HO-Unismuh

Apakareba: Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar melakukan pelatihan khusus bagi 146 mubalig. Nantinya para mubalig akan diterjunkan ke sejumlah provinsi di Indonesia dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan 1443 Hijriah.

Ketua LP3AIK Unismuh Makassar, Samhi Muawwan Djamal, mengatakan para mubalig akan bertugas di berbagai provinsi seperti Sulsel, Sulbar, Kalimantan Utara hingga Nusa Tenggara Timur. Ia berharap ratusan mubalig yang berasal dari berbagai fakultas di Unismuh tetap memperbanyak ilmu pengetahuan sebagai bekal terjun ke tengah masyarakat.

"Karena ketika menjadi seorang mubalig, bukan hanya berbicara tentang Islam, tetapi ada misi yang juga kita bawa yakni misi Muhammadiyah,” ucap Muawwan dilansir Antara, Senin, 7 Februari 2022.

Muawwan mengingatkan agar mubalig berhati-hati dalam berdakwah dan arif menghadapi perbedaan fikih yang ada di masyarakat. Apalagi merasa sudah dibekali dengan pemahaman tarjih yang mendalam.

“Siapkan mental, ilmu pengetahuan, dan tidak kalah penting adalah bersabar dalam menghadapi persoalan-persoalan masyarakat,” jelas dia.

Pelaksana harian (Plh) Rektor Unismuh Abd Rakhim Nanda menegaskan, tablig merupakan perintah Allah sekaligus tugas kerisalahan seperti termaktub dalam QS Al-Maidah 67. Mubalig merupakan hirarki keenam dalam menjalankan tugas penyampai kerisalahan.

“Allah mengutus para nabi, setelah nabi meninggal dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin. Setelah itu Tabi’in, dan ulama hirarki kelima. Setelah ulama, ada mubalig,” kata dia.

Ia melanjutkan, mubalig yang menjadi peserta pelatihan tersebut menempati hirarki keenam sebagai penyampai risalah. Tugas mubalig untuk menyampaikan kepada umat tanda-tanda keagungan Allah.

“Jadi kalau mau menyampaikan keagungan Allah, mubalig harus menjadi bagian dari tanda-tanda kebesaran Allah, jangan kehadiran kita menjadi mengecilkan Allah dan Rasul-Nya,” tambah dia. (Monique Handa Shafira)



(UWA)

Berita Lainnya